Review (500) Days Of Summer (2009)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFtROEmsjpxQbL7rERk-kcvlMIOWa0h1lENQ6kywWOYDM1KDbJh95vwfcscsxgJwNi2p4aZ7N3Qh5FTG3n9FcDz49le4QuGTGZf7IHWfi0CQpw8KaWOaWAarA70JfwXRqksqYSThssvFE/s1600/500day.png)
Ini adalah (bukan) kisah cinta seorang
pria dan seorang wanita. Sang pria adalah Tom Hansen (Joseph
Gordon-Levitt), seorang yang bercita-cita menjadi arsitek namun
kenyataanya ia malah terdampar menjadi penulis kartu ucapan. Sejak kecil
Tom tumbuh dengan memegang teguh kepercayaannya bahwa ia tidak akan
pernah bisa hidup bahagia sampai ia bertemu dengan belahan jiwanya.
Sebaliknya, sang wanita, Summer Finn (Zooey Deschanel) sama sekali tidak
percaya apa itu cinta, semuanya itu tidak terlepas karena efek besar
perceraian orangtuanya disaat ia kecil. Jadi bagi Summer Finn tidak ada
dalam kamusnya istilah “pacar” atau “komitmen”. Baginya hubungan yang ia
jalani dengan pria2 selama ini hanyalah hubungan pertemanan biasa yang
dapat dengan mudah dan tanpa perasaan bersalah sedikitpun dapat ia ‘cut’
kapan saja, seperti tanpa perasaan menyesal sedikitpun disaat ia
memotong rambut hitam panjangya yang indah itu.
Pada tanggal 8 Januari di musim semi
yang indah, Tom akhirnya bertemu dengan Summer yang kebetulan bekerja
sebagai asisten bosnya, dan pada saat itulah ia merasa bahwa Summer
adalah wanita yang selama ini ia cari. Dan pada saat itu juga dimulailah
a story of boy meets girl, but you should know upfront, this is not a love story. Semenjak kemunculan Annie Hall, High Fidelity, dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind
praktis tidak ada lagi film-film komedi romantis yang mampu tampil
unik, segar dan berkualitas sekaligus mampu memberikan efek begitu besar
kepada para penontonnya. Dan pada tahun 2009 lalu kehadiran (500) Days of Summer membuat semuanya berubah. Ya, kehadiran drama indie
romantis satu ini benar-benar mampu menjadi sebuah kejutan besar yang
menyengangkan karena berhasil mendapatkan tanggapan sangat postif baik
dari para kritikus dunia maupun para penonton biasa. Bukan hanya sukses
secara kualitas, film yang didistribusikan oleh Fox Searchlight Pictures
ini pun berhasil meraup keuntungan yang sangat besar, dengan ‘hanya’
bermodalkan 7,500,000 juta dollar, film ini mampu meghasilkan pendapatan
nyaris 10x lipatnya.
Kesuksesan yang berhasil di capai oleh (500) Days of Summer tidak lepas dari aroma indie kental yang menyelimutinya, terlihat dari bagaimana Webb berhasil mempresentasikan film ini dengan tampilan dan editing2 nya yang kreatif, tidak lazim, penuh kebebasan sekaligus indah. Pengunaan gaya naratif disertai plot nonlinear
juga menjadi daya tarik dan nilai plus tersendiri yang membuat
segalanya menjadi tampak berbeda dan berkelas. Tampaknya gaya Webb dalam
menggarap video klip sangat berpengaruh besar membentuk ‘wujud’ ‘(500) Days of Summer ini.
tentu tidak terlepas dari jasa 3 orang
hebat yang berdiri di balik layar. Ya tanpa kejeniusan Mark Webb, Scott
Neustadter dan Michael H. Weber tentu saja tidak mungkin film ini bisa
tampil sebaik ini. Sebagai seorang sutradara spesialis video klip, Mark
Webb di debut film layar lebar pertamanya ini mampu menyuguhkan semangat Jika Webb sukses membentuk ‘wujud’ film
ini, Scott Neustadter dan Michael H. Weber yang bertugas sebagai penulis
naskah pun tidak ketinggalan mengisi ‘jiwa’ film dengan manyajikan
kisah percintaan dan romantisme yang bisa dibilang ‘akrab’, khususnya
bagi para penonton pria. Bisa dibilang hampir semua pria pernah
merasakan pengalaman bagaimana indahnya jatuh cinta, bagaimana pahitnya
di putus oleh kekasih, bagaimana rasanya menjalani hari-hari penuh
penderitaan tanpa kehadiran si dia, dan bagaimana jika wanita yang kita
taksir selama ini ternyata hanya menganggap hubungan yang selama ini
dibangun hanya sebatas sahabat, walaupun tindakannya sendiri terkadang
melebihi dari seorang sahabat. Semua konflik-konflik tersebut mampu
dihadirkan dengan dialog-dialog segar dan fun bahkan tidak
jarang membuat kita tersenyum atau mungkin tertawa lepas melihat
bagaimana hubungan tidak wajar Tom dan Summer yang berlangsung selama
500 hari yang penuh suka duka tersebut.
Kredit plus juga pantas diberikan oleh
kedua pemain utamanya. Baik, Joseph Gordon-Levitt maupun Zooey Deschanel
tampaknya benar-benar sangat menikmati peran mereka disini sebagai
pasangan TTM yang serasi. Meyenangkan memang melihat bagaimana kedua
karakter ini berinteraksi satu sama lain apalagi dengan chemistry yang
dibangun dengan sangat kuat. Walaupun bukan akting terbaik dari
keduanya, namun tetap saja kedua aktor-aktris ini mampu mempesona
penontonnya. Aroma indie juga tampak pada Soundtrack2nya yang keren dan emosional. Dengar saja bagaiman lagu “A Story of Boy Meets Girl” yang dibawakan Mychael Danna and Rob Simonsen dengan manis mengawali film ini sampai “She’s Got You High” dari Mumm-Ra menutup perjalanan kisah cinta Tom Hansen.
Overall, jangan terlalu percaya dengan narasi Richard McGonagle yang mengatakan bahwa (500) Days of Summer
bukanlah sebuah kisah cinta, malahan bisa dibilang film ini adalah
salah satu cerita cinta terbaik dan terkeren yang pernah dibuat oleh
perfilman modern saat ini.
Rating:
0 comments: