Mengenal Tentang The S.I.G.I.T
The S.I.G.I.T bukanlah sebuah band karbitan yang sekedar mengandalkan
unsur keberuntungan. Perjalanan karir mereka dimulai dari pertemanan
semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Proses demi proses
mereka lalui hingga kini The S.I.G.I.T banyak dianggap sebagai salah
satu grup musik garda depan dari generasi muda di dunia musik rock
Indonesia. Pada awalnya, para personil The S.I.G.I.T yakni Rektivianto Yoewono
(Vocal, gitar), Farri Icksan Wibisana (Gitar), Aditya Bagja Mulyana
(Bas, vokal latar) dan Donar Armando Ekana / Acil (Drum) hanyalah
sekumpulan pecinta musik akut yang setiap hari di kepala mereka berisi
band-band favorit serta segala seluk beluk teknis musik seperti gitar,
efek ataupun cerita-cerita biografi. “Mungkin tarafnya sama seperti anak
remaja yang menggilai pemain bola dan tim sepak bola,“ kenang Rekti
mengenai masa remajanya dulu. Berangkat dari kecintaan yang dalam terhadap musik serta mengidolakan
berbagai band yang sama, maka kala itu mereka berempat sepakat untuk
mengubah predikat selama ini dari pendengar musik menjadi pemain musik.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihpL3Pp1xpYVUx73Bn3cvaLk03fB9_7Tdy-CgEpLbKS9yeY2ZOZfKWWDZQv5dYnKTPRrjRdtiIehIQ7s_jDUxWb0HEjCbu_LZYCS2nkyrfgCC0HcPbr-wVbkn1ysQe4EIQnvFuEjBBL_0/s1600/thesigit1.jpg)
Penampilan perdana mereka di bawah nama The S.I.G.I.T terjadi pada
tanggal 23 Oktober 2003 dalam sebuah acara fakultas Arsitektur,
Universitas Parahyangan. Kebetulan Farri dan Acil memang berkuliah
disana. Setelah penampilan perdana tersebut, nama The S.I.G.I.T
pelan-pelan mulai bergaung di kalangan kampus. Acara demi acara di
kampus mulai menjadi santapan mingguan mereka.
Hingga pada saat itu, mereka mendapat tawaran dari Spills Records
untuk merilis sebuah mini album. Di tahun 2004, debut mini album yang
hanya dikerjakan dalam waktu dua minggu akhirnya dirilis dan mendapat
sambutan positif dari berbagai pihak. Walau begitu, pemunculan mereka
kala itu juga tidak lepas dari komentar miring sebagian pihak yang
menganggap mereka hanyalah band yang mengikuti tren saja. Anggapan itu
muncul karena musik rock yang mereka mainkan serupa dengan musik garage
rock yang di awal periode 2000-an sedang naik daun.
Untuk anggapan
miring tersebut, Rekti berpendapat, “Memang kebetulan pada era awal
2000an sedang marak band-band rock revival seperti The Strokes,
The Datsuns, The White Stripes dan mereka saat itu ‘dilabeli’ sebagai
garage rock. Memang kami mengikuti dan mendengarkan band-band tersebut.
Bukan karena sedang booming, melainkan karena kami selalu menggemari
musik semacam itu. Dan yang kami rasakan saat itu adalah euforia.
Bayangkan gimana rasanya aliran musik yang anda gemari bangkit kembali
dan bermunculan lagi band-band yang menarik. Namun tanpa adanya booming
garage rock pun saya yakin kami akan menjadi band seperti kami sekarang,
yang mendapatkan banyak influence dari band rock 60-70an.”
0 comments: