phone: +6281254509366
e-mail: rizki_apriady46@yahoo.co.id

Review Zero Dark Thirty (2012)


11 September 2001 adalah hari yang mengubah dunia selamanya. Sebuah serangan yang dilancarkan grup teroris Al-Qaeda dengan pemimpinnya Osama Bin Laden menabrakkan pesawat ke gedung WTC dan meruntuhkan menara kembar pencakar langit itu. Sejak hari itu nama Osama Bin Laden langsung melejit menjadi salah satu buronan yang paling dicari oleh badan intelejensi seluruh dunia. Amerika, Inggris, dan negara-negara lain semua mengerahkan sumber daya mereka untuk menangkapnya. Akan tetapi waktu terus berlalu dan Osama tak juga tertangkap… sampai akhirnya pemburuan berakhir dengan operasi militer yang menghabisi pemimpin Al Qaeda tersebut pada 2 Mei 2011.

Cerita berawal pada tahun 2003 saat seorang agen CIA bernama Maya ditugaskan ke Pakistan untuk bekerja melacak Osama Bin Laden. Osama tentunya bukan seorang manusia tolol yang dengan mudahnya bisa dilacak. Pencarian demi pencarian terus menemui jalan buntu dan membuat hal semakin sulit adalah ketika pergantian Presiden terjadi; kubu Demokrat dan Barrack Obama enggan menggunakan metode penyiksaan lagi untuk mendapatkan informasi dari para tahanan perang mereka. Lagipula Amerika sendiri membagi fokus mereka antara melindungi tanah air mereka dari serangan berikutnya ketimbang untuk menangkap Osama Bin Laden.

Maya sendiri percaya bahwa cara untuk menangkap Osama adalah dengan cara menangkap kurir pembawa pesannya. Pasalnya hampir semua orang yang dekat dengan Osama tidak pernah bertemu dengannya dan hanya bertemu dengan kurirnya saja. Selain mencari identitas sang kurir di negeri asing yang penuh teror Maya juga harus berhadapan dengan birokrasi Amerika yang makin ketat karena ingin menampilkan politik luar negeri yang soft power. Bagaimana akhirnya seorang gadis yang tadinya lugu dan tak tega melihat penyiksaan menjadi otak di balik kejatuhan sang teroris terbesar abad ini?

Hampir sama dengan Argo film ini juga sama-sama mengangkat topik terorisme dari kejadian nyata (ya, saya menyebut pendudukan kedubes Amerika di Iran dalam Argo sebagai tindakan terorisme). Bedanya apabila Argo diangkat dari kejadian nyata yang terjadi tahun 1970an lalu maka Zero Dark Thirty mengambil sumber dari even yang lebih aktual. Finale film ini yang menggambarkan prosesi penangkapan Osama malahan terjadi tak sampai dua tahun yang lalu! Saya salut dengan Kathryn Bigelow dan Mark Boal yang mampu mengutak-atik script lama mereka untuk menjadi Zero Dark Thirty ini. Asal tahu saja bahwa sebelum Zero Dark Thirty disyuting keduanya nyaris memfilmkan kisah bagaimana Osama menghindari penangkapan selama bertahun-tahun.

Bigelow kelihatannya memang suka mengangkat tema film bersetting di daerah Timur Tengah sana. Setelah The Hurt Locker muncul Zero Dark Thirty yang tak kalah mencekam dan menegangkan. Apabila dalam The Hurt Locker ketegangan muncul dari betapa menakutkannya bertugas di tengah sebuah negara yang penuh manusia biadab dan barbaric maka Zero Dark Thirty menampilkan sebuah ketegangan dalam balapan intelejenis Amerika menemukan lokasi dari sang mastermind teroris dan serangan berikutnya yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Film ini juga diperkuat oleh banyak aktor-artis sebab instrumen untuk menangkap Osama tentunya berbagai pihak. Kendatipun begitu nama Jessica Chastain memang layak untuk dijadikan salah satu kandidat terkuat pemenang Academy Awards tahun ini sebab ia sanggup menjadi jangkar keseluruhan kisah ini. Lebih dari itu Chastain memberikan akting mumpuni transformasi karakter Maya si gadis lembek menjadi sosok yang keras dan tegas dalam melakoni tugasnya.

Ada satu hal yang sebenarnya kurang saya sukai dari film ini di bagian klimaksnya. Saya tidak tahu apakah karena scene ini merupakan salah satu pengeditan saat naskah berubah atau karena Kathryn Bigelow agak kurang lugas dalam proses pengambilan gambar saya agak bingung dengan prosesi penggerebekan Osama. Peralihan dari scene ke scene berjalan kurang mulus dan saya kesulitan mengidentifikasi tim mana yang masuk lewat mana maupun yang naik helikopter apa. (SPOILER) Malahan saya sempat salah sangka dengan menyangka ada tiga helikopter – dua helikopter utama dan satu bantuan – saking semrawutnya penggarapan di adegan klimaks tersebut. Akan tetapi terlepas dari kekurangan minor itu saya acungkan jempol untuk Bigelow yang teknik penyutradaraannya kian lama kian matang saja.

So my verdict is… Zero Dark Thirty adalah film yang mengangkat topik intelejensi militer Amerika dan memaparkannya secara detail. Apakah kejadian dalam film ini sungguh terjadi atau tidak, apakah Osama bin Laden sungguh ada atau tidak, apakah runtuhnya WTC sekedar konspirasi Amerika atau tidak… saya tidak peduli. Yang jelas Zero Dark Thirty sebagai tontonan adalah sebuah film cerdas, seru, dan menegangkan.

Rating: ★★★★★★★★¾☆ 

0 comments: