Supergroup, Band Kolaborasi Para Musisi Ternama
Tidak semua gabungan musisi menuai sukses besar. Nama besar terkadang menjadi alasan terbentuknya sebuah supergroup. Fenomena ini mulai merebak sejak 1966, ketika Eric Clapton memutuskan
membuat band lain bernama Cream bersama Jack Bruce dan Ginger Baker yang
saat itu masih bergabung dalam band The Graham Bond Organisation, yang
masih eksis hingga 1970an. Para musisi yang membentuk supergroup
memiliki alasannya masing-masing, mulai dari rasa penasaran dan ingin
melakukan eksperimen hingga mencoba mengeluarkan idealisme mereka yang
kadang terpendam.
Tidak semuanya sukses dan digemari oleh banyak fans mereka sebelumnya,
namun ada juga supergroup yang bahkan lebih memiliki banyak fans dari
band asli masing-masing personil supergroup itu sendiri. Berikut
beberapa supergroup yang patut diperhitungkan sejak 1990an:
Foo Fighters
Long story short: Ketika Dave Grohl masih diselimuti keraguan setelah meninggalnya Kurt Cobain pada 1994, ia menerima banyak tawaran untuk menjadi drummer dalam beberapa band terkenal. Ia bahkan hampir menjadi drummer untuk Tom Petty & the Heartbreakers. Grohl sempat mengajak mantan bassist Nirvana, Kurt Novoselic untuk bergabung dan membuat band baru. Novoselic sempat berpikir hal itu akan baik untuk mereka, namun akan aneh jika mereka berada dalam satu panggung tanpa kepemimpinan Kurt Cobain, setidaknya itu yang akan dikatakan para fans jika mereka benar-benar membentuk band bersama.
Grohl akhirnya memutuskan untuk beralih menjadi gitaris dan
menggaet dua personil Sunny Day Real Estate, bassist Nate Mendel dan drummer William Goldsmith yang akhirnya digantikan oleh Taylor Hawkins pada 1997. Grohl juga mengundang Pat Smear,
gitaris yang pernah ikut dalam tur album In Utero milik Nirvana. Sempat
terjadi beberapa pergantian formasi dalam band ini terutama pada posisi
gitaris, Pat Smear bahkan sempat keluar dari band ini. Namun mereka
tetap solid hingga sekarang.
How are they now: Foo Fighters menjadi pionir
yang membawa grunge dan rock pada level baru. Sejak 1995, mereka aktif
merilis album dengan formasi tetap Dave Grohl (guitars, vocals),
Nate Mendel (bass), Taylor Hawkins (drummer, vocals), Chris Sifflett
(guitars, vocals) dan Pat Smear (guitars, vocals). Foo Fighters
telah menjadi ikon baru dalam musik rock dan grunge sejak band ini
dibentuk. Album terakhir mereka berjudul Wasting Light menerima banyak
penghargaan termasuk Album of the Year yang diberikan iTunes.
The Transplants
Long story short: Tim Armstrong
adalah musisi yang gemar bereksperimen. Ia tidak puas hanya dengan
menjadi raja punk lewat band bernama Rancid. Sebelum Rancid, ia memiliki
band bernama Operation Ivy yang cukup terkenal dan lebih berfokus pada
ska dan reggae daripada genre punk. Kemudian hal baru muncul ketika
Armstrong bersama seorang rapper botak bernama 'Skinhead Rob' Aston mencoba menggabungkan punk dan rap pada tahun 1996. Mereka kemudian mengajak Travis Barker, drummer Blink-182
untuk bergabung dalam The Transplants. Genre band ini sebenarnya tidak
bisa dikotakkan, karena banyaknya genre yang bergabung menjadi satu
seperti punk, reggae, dub, punk, alternative dan hip-hop.
How are they now: The Transplants memiliki
banyak penggemar, namun karena kesibukan masing-masing personil membuat
mereka tidak bisa fokus pada band ini. Kedua album yang mereka rilis
yaitu The Transplants dan Haunted Cities cukup sukses
di pasaran. Bahkan, track seperti Diamonds and Guns dan DJ DJ menjadi
favorit di chart MTV. Yang jelas, Tim Armstrong adalah musisi punk yang
memiliki kreativitas tinggi dengan segudang project. Januari kemarin,
The Transplants mengumumkan lewat website resmi bahwa mereka akan
merilis album baru pada bulan Mei tahun ini.
Gorillaz
Long story short: Gorillaz adalah kreasi unik penggabungan musik dan seni visual. Sisi musikalitas dikuasai penuh oleh Damon Albarn, personil Blur. Sementara Jamie Hewlett mengontrol penuh karakter fiksi yang mewakilkan band ini. Mereka adalah 2D (vocals), Murdoc Niccals (bass), Noodle (guitars) dan Russel Hobbs (drums). Para karakter ini tampil penuh dalam website, music video hingga penampilan live Gorillaz. Albarn menggunakan identitas alternative rock dan hip-hop untuk Gorillaz.
How are they now: Gorillaz bisa dibilang
salah satu yang tersukses dalam list ini. Selain segudang penghargaan
dunia musik, Gorillaz juga menyandang gelar Most Successful Fictional Band dari Guinness Book of World Records.
Hingga saat ini, Gorillaz telah menelurkan tiga album dan masing-masing
album menorehkan banyak prestasi fantastis. Mereka juga dicap sebagai
band pertama yang mempopulerkan konsep virtual band, walaupun creator
awalnya adalah Ross Bagdasarian dengan Alvin and the Chipmunks pada
tahun 1959. Sempat terjadi perselisihan karena perbedaan sudut pandang
antara Albarn dan Hewlett, namun mereka kembali bergabung dan
mengabarkan bahwa kemungkinan untuk membuat album baru masih ada.
Audioslave
Long story short: Salah satu pionir musik grunge di era Kurt Cobain, Chris Cornell dipanggil oleh tiga personil Rage Against The Machine
yang saat itu baru saja ditinggalkan sang vokalis Zack de la Rocha.
Sebelumnya, trio ini mencoba membangkitkan kembali era kejayaan RATM
dengan mengajak B-Real dari grup hip-hop Cypress Hill, namun ternyata
mereka sadar bahwa mereka tidak menginginkan rapper seperti de la Rocha.
Muncullah nama Chris Cornell, mantan vokalis band grunge Soundgarden yang disarankan oleh produser Rick Rubin, dan pengambilan keputusan ini dipuji oleh sang gitaris Tom Morello. Audioslave akhirnya terbentuk dengan tiga mantan personil RATM dan mantan vokalis Soundgarden dengan musikalitas ala 70’s hard rock and 90’s alternative rock. Sounds epic.
How are they now: Audioslave adalah band yang
sukses, tentu saja. Album debut mereka laku dengan cepat dan merambah
ke urutan tujuh di chart Billboard 200. Dua album berikutnya yang
masing-masing dirilis pada 2005 dan 2006 masih menjadi hits di banyak
negara. Sayangnya, band sebagus Audioslave bubar karena masalah
internal. Beberapa pihak mengatakan bahwa Cornell tidak menyukai proses
finansial yang diatur oleh manajemen Audioslave. Money, huh?
Velvet Revolver
Long story short: Fans Guns N’ Roses mendadak terbelah dua pada tahun 1996. Pasalnya, dua ikon mereka yaitu Axl Rose dan Slash
memutuskan berpisah. Sebagian membela Axl Rose dengan mengatakan bahwa
Guns N’ Roses tetaplah band hebat tanpa Slash, namun ternyata tidak
semua orang setuju. Setahun kemudian, bassist Duff McKagan dan drummer Matt Sorum
ikut ditendang dari band fenomenal tersebut. Ketiga mantan personil
band rock n’ roll paling hebat di dunia ini akhirnya memutuskan untuk
membentuk band lain beberapa tahun kemudian bersama Scott Weiland yang juga keluar dari posisinya sebagai vokalis di Stone Temple Pilots. Gitaris Dave Kushner dari band punk Wasted Youth akhirnya bergabung dan melengkapi formasi band ini.
How are they now: Band ini adalah Guns N’
Roses dengan vokalis grunge, perbedaannya hanya terletak dalam karakter
vocal. Sejak 2003, Velvet Revolver memang hanya memproduksi dua album
namun respon positif datang dari berbagai pihak. Mereka dianugerahi
sebagai Best International Newcomer oleh Kerrang! Magazine pada tahun 2005, dan lagu berjudul Slither menyabet penghargaan Best Hard Rock Performance di Grammy Awards
di tahun yang sama. Setahun setelah album kedua Libertad dirilis, Scott
Weiland diusir dari band ini karena keributan dengan para personil
lain. Dalam pencarian vokalis baru, masing-masing personil sibuk dengan project-nya
sendiri. Slash membuat album solo dengan banyak musisi termasuk Miles
Kenndey dari band Alter Bridge pada 2010, McKagan membentuk band bernama
Loaded pada 2009 bersama Dave Kushner, dan Matt Sorum aktif dalam band
cover bernama Camp Freddy.
Angels & Airwaves
Long story short: Terbentuk pada 2005, Angels & Airwaves atau AVA mengejutkan banyak fans dari vokalis dan gitaris Blink-182, Tom DeLonge. Ia keluar dengan tiba-tiba dari Blink-182 setelah dikabarkan terlibat perkelahian sengit dengan sang bassist Mark Hoppus.
DeLonge keluar melalui majanernya, mengganti kontak dan membuat band
baru. Banyak fans yang sedikit heran dengan musikalitas AVA yang
menghadirkan musik-musik futuristik. Asumsi segera bermunculan bahwa
inilah Tom DeLonge yang sebenarnya, dan Hoppus adalah otak dibalik musik pop-punk Blink-182. AVA memang bisa dibilang unik dan jauh dari Blink-182. Musikalitas AVA adalah hsil campuran dari alternative, space rock dan neo progressive. DeLonge merekrut gitaris David
Kennedy dari Box Car Racer, bassist Matt Watcher dari 30 Seconds to
Mars, dan drummer Ilan Rubin yang pernah bergabung dengan Nine Inch
Nails dan Lostprophets.
How are they now: AVA aktif merilis album
sejak 2006. Hingga saat ini, empat album plus dua buah film kreasi Tom
DeLonge telah dirilis. Posisi Matt Watcheri cukup berpengaruh banyak
pada band ini, karena ia adalah seorang musisi multi-talenta yang dapat
memainkan beberapa instrumen. AVA cukup sukses dan disukai banyak fans Blink-182 kecuali beberapa orang pembela fanatik Mark Hoppus.
Pada 2009, sejarah tercipta ketika Blink-182 memutuskan untuk berkumpul
kembali. DeLonge menyebutkan dengan jelas bahwa alasan dibalik
bersatunya Blink-182 adalah karena nyawa Travis Barker hampir hilang
setelah kecelakaan pesawat. Ia berkata bahwa apapun masalahnya, jika
sudah menyangkut nyawa semua ego akan hilang. Walaupun Blink-182 kembali
terbentuk, AVA tetap aktif dan kabarnya akan segera merilis album berjudul POET.
0 comments: