Review Jack Reacher (2012)
”There’s this guy. He’s a kind of cop, at least he used to be. He doesn’t
care about proof, he doesn’t care about the law, he only cares about
what’s right. He knows what I did. You can’t protect me. No one can.“ - James Barr
Siapa Jack Reacher? Ya, kamu akan
menemukan banyak pertanyaan seperti itu di film terbaru Tom Cruise
selaku pemain dan produser ini. Lalu siapa Jack Reacher? Buat yang tidak
pernah akrab dengan karya-karya penulis asal Inggris, Jim Grant a.k.a
Lee Child mungkin saja tidak tahu bahwa karkater fiktif itu adalah toko
sentral di 17 novel crime thriller ciptaannya, ya, mungkin seperti Alex Cross-nya James Patterson. Lalu siapa sebenarnya Jack Reacher?
Kisah versi live action-nya ini diambil dari salah satu seri novelnya yang berjudul One Shot keluaran 2005 lalu. Dan seperti para pihak berwajib yang menangani sebuah kasus penembakan brutal yang terjadi diPittsburgh, Pennsylvania yang
dilakukan oleh seorang mantan tentara dan juga seorang penembak jitu
A.S, mereka juga sama bingungnya ketika tersangkanya, James Baar bungkam
dan lebih memilih untuk menuliskan “Get Jack Reacher.” di secarik
kertas buat mereka ketimbang mengakui segala perbuatan yang dituduhkan
kepadanya itu. Lalu datanglah Jack Reacher (Tom Cruise) tanpa diundang,
tanpa diminta yang dengan kemampuan analisis dan deduksi diatas
rata-ratanya kemudian membantu pengacara cantik, Helen Rodin (Rosamund
Pike), putri jakasa wilayah setempat untuk menyelidiki kasus penembakan
acak itu.
Jika kamu tidak pernah mengenal Jack
Reacher sebelumnya tentu saja dengan mudah menganggap karya Christopher
McQuarrie (sebelumnya juga pernah bekerja sama dengan Cruise dalam Valkyrie dan Mission: Impossible – Ghost Protocol)
adalah lagi-lagi adalah sebuah kisah super-spy dari seorang Tom Cruise
walaupun seperti yang kemudian diketahui, ini tidak sama seperti
franchise Mission Impossible atau mungkin Knight and Day yang
buruk itu walaupun ya, masih ada elemen aksi dan Tom Cruise yang narsis
di sepanjang film. Sama seperti novelnya, Jack Reacher punya aroma
thriller kriminal yang kental dengan segala elemen-elemen detektif dan
penyelidikan. Saya suka premisnya, meskipun tidak lagi baru, terasa
misterius, dan seharusnya ia bisa lebih cerdas lagi. Dibuka dengan
adegan penembakan brutal yang banyak mengingatkan kita pada kasus-kasus
yang sering terjadi di Amerika Serikat akhir-akhir ini, selanjutnya
tensinya perlahan naik dan menjadi semakin menarik ketika kita tahu
bahwa tersangka yang ditangkap itu bukanlah pembunuh sebenarnya dan
ketika karkater Cruise yang sama misteriusnya mulai muncul mendominasi
segalanya.
Sayang McQuarrie sepertinya tidak
terlalu pintar mengeksekusi naskahnya menjadi sebuah kesatuan thirller
yang solid, seperti yang pernah dilakukannya pada Valkyrie lalu.
Intensitas keteganganya terasa ‘labil’, ketika di satu titik ia
berhasil mencapai puncak (adegan kejar-kejaran mobil) di titik
selanjutnya ia seperti terjun bebas menjadi menjemukan dan terseok-seok
dengan segala dialog-dialognya yang lemah dan itu sering terjadi
berulang-ulang, termasuk membuang percuma performa apik para peran
pembantunya macam Warner Herzog yang tampil dingin sebagai The Zec atau
Robert Duvall, sampai kemudian ia diakhiri dengan ending antiklimaks
yang masih belum menjawab sepenuhnya siapa sebenarnya sosok Jack
Reacher itu (mungkin jika sukses akan dijelaskan dalam
sekuel-sekuelnya).
Saya kira ini bisa ditutup dengan pintar , ternyata saya salah, Jack Reacher tidak
lebih dari sebuah thriller kriminal yang berusaha keras untu terlihat
cerdas dan seru sama baiknya, sayang itu tidak terjadi di sini. Hanya
terlihat bagus di 20 menit pertama selanjutnya kita hanya melihat
McQuarrie lebih mengantungkan semuanya kepada pesona bintang seorang
Tom Cruise.
Rating:
0 comments: